December 08, 2002

hari ketigabelas mendaki tebing ramadhan
: mavic


kita pernah samasama menyetubuhi sunyi, mencium harum sepi dipersimpangan jalan ini. kau lantas bercerita tentang rindu dan cinta, lalu kukisahkan hidup dari geletar daun kering, dari rodaroda besi, dari lampu merkuri dan kelamnya malam

maka pagi ini, seperti de javu dari hidup yang telah lama mati, kita kembali menguntai cerita di butanya pagi. kita membaca tanda dari kalimat cinta tuhan yang terlalu panjang menurutmu, karena kita adalah peziarah yang menafsirkan mimpi pada batubatu nisan

kta pernah samasama mendirikan tenda putus cinta, ketika musim dan cuaca bergerak menuju senja. maka pagi ini, kita kembali menelusuri perjalanan, melanjutkan penziarahan yang tertunda. kita naiki mountainbike yang kau pacu dengan seribu kuda. melewati persimpangan demi persimpangan, melewati pohonpohon yang mentasbihkan kesabaran, melewati rasa cemas yang berdiam di pojok ruang.

"kau percaya keajaiban?" teriakmu menandingi gemuruh ombak samudera yang menderu pada dua telingaku

perbincanganpun telah dibangun di atas aspal beku dan dingin, ketika kita meluncur di atasnya seperti malaikat jibril melesat dalam gerimis.

BumiAllah, 18 Nopember 2002

No comments:

Post a Comment