27
aku mabuk, tuhan
:insomaniacdream
aku mabuk di malam ganjilmu, tuhan
mabuk darah! mabuk resah! mabuk amarah!
mabuk keluh! mabuk kesah! mabuk airmata!
aku mabuk, tuhan
mabuk semabuk-mabuknya.
Bandung, 31 Oktober 2005
October 31, 2005
October 30, 2005
26
untuk lakilaki
yang di tubuhnya sunyi makin meradang
lelaki,
malam seperti juga seorang perempuan
menyendiri dan sepi
bertahuntahun jejak yang kau cari
tak pernah menemukan muara
kau, seperti petualang lain juga
mencari jawaban dalam lautan pertanyaan
lelaki,
di tubuh malam, hasratmu pecah
meledakkan anganangan tanpa akhiran
di tubuh malam, usiamu menjelma angin
menghembus dari pesisir ke daratan
sunyi,
hanya sunyi yang mampu mengeja lelahmu
ketika jawaban tak pernah ditemukan
ketika pertanyaan makin mendidih
melepuhkan peluh di seluruh tubuh
ya, hanya sunyi yang kau cari
sebagai jawaban dari hidup yang makin riuh
lelaki,
sunyi makin meradang dalam dadamu.
Bandung, 30 Oktober 2005
untuk lakilaki
yang di tubuhnya sunyi makin meradang
lelaki,
malam seperti juga seorang perempuan
menyendiri dan sepi
bertahuntahun jejak yang kau cari
tak pernah menemukan muara
kau, seperti petualang lain juga
mencari jawaban dalam lautan pertanyaan
lelaki,
di tubuh malam, hasratmu pecah
meledakkan anganangan tanpa akhiran
di tubuh malam, usiamu menjelma angin
menghembus dari pesisir ke daratan
sunyi,
hanya sunyi yang mampu mengeja lelahmu
ketika jawaban tak pernah ditemukan
ketika pertanyaan makin mendidih
melepuhkan peluh di seluruh tubuh
ya, hanya sunyi yang kau cari
sebagai jawaban dari hidup yang makin riuh
lelaki,
sunyi makin meradang dalam dadamu.
Bandung, 30 Oktober 2005
October 11, 2005
07
Romulus Agung
melalui karyanya yang berjudul Romulus Agung, Friederich Durrenmatt seakan-akan mengatakan bahwa perang adalah akibat dari nafsu berkuasa dan heroisme, ya, heroisme yang sampai sekarang masih merupakan sifat yang diagung-agungkan oleh banyak bangsa di dunia. mengenai nafsu berkuasa dan cara-cara yang biasa dijalankan untuk mencapai kekuasaan, Durrenmatt melalui tokoh Romulus Agung berkata:
Romulus: ....Roma tahu kebenaran, tetapi ia memilih kezaliman. Roma tahu prikemanusiaan tetapi ia memilih tirani, Roma merendahkan dirinya dua kali lipat. Di depan wajahnya sendiri dan di depan rakyat yang mempercayakan nasibnya ke tangan Roma. Kau menghadapi tahta hantu berikut semua raja Roma yang pernah ada dan aku sebagai yang terakhir. Mestikah kubuka kedua kelopak matamu agar melihat tahta yang sebenarnya itu? Mestikah kubuat kau, ya, kau, agar meraba darah yang mengalir di mana-mana yang merupakan saluran yang tak pernah henti dari kekuasaan Roma? (hal.30, terjemahan Jim Lim)
Dikisahkan dalam naskah drama ini bahwa Romulus adalah Raja Roma yang menghirup matahari terbit untuk terakhir kalinya bagi sejarah panjang kekuasaan Roma. Dikisahkan bahwa Raja Roma yang bernama Romulus ini adalah sangat agung dan bijaksana. Dia membenci pertumpahan darah. Sampai akhirnya datanglah, Jerman, menyerbu Roma. Naskah Romulus Agung adalah naskah komedi. Dalam satu adegan, bertemulah Raja Romulus dengan pemimpin penyerang Jerman, dalam dialog mereka, akhirnya diketahuilah bahwa penyerang dan yang diserang mempunyai kesamaan, yaitu: mencintai ayam dan benci peperangan.
Romulus Agung
melalui karyanya yang berjudul Romulus Agung, Friederich Durrenmatt seakan-akan mengatakan bahwa perang adalah akibat dari nafsu berkuasa dan heroisme, ya, heroisme yang sampai sekarang masih merupakan sifat yang diagung-agungkan oleh banyak bangsa di dunia. mengenai nafsu berkuasa dan cara-cara yang biasa dijalankan untuk mencapai kekuasaan, Durrenmatt melalui tokoh Romulus Agung berkata:
Romulus: ....Roma tahu kebenaran, tetapi ia memilih kezaliman. Roma tahu prikemanusiaan tetapi ia memilih tirani, Roma merendahkan dirinya dua kali lipat. Di depan wajahnya sendiri dan di depan rakyat yang mempercayakan nasibnya ke tangan Roma. Kau menghadapi tahta hantu berikut semua raja Roma yang pernah ada dan aku sebagai yang terakhir. Mestikah kubuka kedua kelopak matamu agar melihat tahta yang sebenarnya itu? Mestikah kubuat kau, ya, kau, agar meraba darah yang mengalir di mana-mana yang merupakan saluran yang tak pernah henti dari kekuasaan Roma? (hal.30, terjemahan Jim Lim)
Dikisahkan dalam naskah drama ini bahwa Romulus adalah Raja Roma yang menghirup matahari terbit untuk terakhir kalinya bagi sejarah panjang kekuasaan Roma. Dikisahkan bahwa Raja Roma yang bernama Romulus ini adalah sangat agung dan bijaksana. Dia membenci pertumpahan darah. Sampai akhirnya datanglah, Jerman, menyerbu Roma. Naskah Romulus Agung adalah naskah komedi. Dalam satu adegan, bertemulah Raja Romulus dengan pemimpin penyerang Jerman, dalam dialog mereka, akhirnya diketahuilah bahwa penyerang dan yang diserang mempunyai kesamaan, yaitu: mencintai ayam dan benci peperangan.
October 10, 2005
06
(kutipan percakapan dalam naskah drama Man and Superman karya George Bernard Shaw)
"gairah moral saya telah meletakan senjata perusak di tangan saya dan saya mempergunakannya untuk tujuan-tujuan moral. saya telah menjadi pembaharu, dan seperti pembaharu lainnya, saya adalah seorang Iconoclast. saya tidak lagi memecahkan mentimun dan membakar semak-semak; saya memporak-porandakan kepercayaan orang dan menghancurkan patung-patung pujaan mereka."
"kerusakan hanya dapat merusak"
(kutipan percakapan dalam naskah drama Man and Superman karya George Bernard Shaw)
"gairah moral saya telah meletakan senjata perusak di tangan saya dan saya mempergunakannya untuk tujuan-tujuan moral. saya telah menjadi pembaharu, dan seperti pembaharu lainnya, saya adalah seorang Iconoclast. saya tidak lagi memecahkan mentimun dan membakar semak-semak; saya memporak-porandakan kepercayaan orang dan menghancurkan patung-patung pujaan mereka."
"kerusakan hanya dapat merusak"
October 09, 2005
05
di penghujung subuh
siang memangsa resahku dengan garang
di parit, nyawa tinggal sejengkal
dan nafasmu serupa reruntuhan musim
mendekapku erat
adakah yang lebih lindap dari rindu?
meski esok terkadang hanya kelam
yang memanjang, menggenapkan luka
dan kehilangan
aku mencumbu resahmu di penghujung subuh
mengabarkan cinta yang mengabur biru...
BumiAllah, 09 oct 2005
di penghujung subuh
siang memangsa resahku dengan garang
di parit, nyawa tinggal sejengkal
dan nafasmu serupa reruntuhan musim
mendekapku erat
adakah yang lebih lindap dari rindu?
meski esok terkadang hanya kelam
yang memanjang, menggenapkan luka
dan kehilangan
aku mencumbu resahmu di penghujung subuh
mengabarkan cinta yang mengabur biru...
BumiAllah, 09 oct 2005
October 08, 2005
04
kado pernikahan
-aguk irawan
engkaulah bunga september itu
kelopakmu berjatuhan satusatu
mengabarkan peristiwa demi peristiwa
maka demi september yang biru
berlayarlah perahu atas nama kata
bersatulah jiwajiwa atas nama cinta
kelak
di puncakpuncak masalalu akan kukabarkan lagi
tentang daundaun gugur di mei yang lembab
katakanlah kepadanya: kalimat cinta
takkan pernah selesai, seperti doa
yang dilantunkan para sufi.
BumiAllah, 08 oct 2005
kado pernikahan
-aguk irawan
engkaulah bunga september itu
kelopakmu berjatuhan satusatu
mengabarkan peristiwa demi peristiwa
maka demi september yang biru
berlayarlah perahu atas nama kata
bersatulah jiwajiwa atas nama cinta
kelak
di puncakpuncak masalalu akan kukabarkan lagi
tentang daundaun gugur di mei yang lembab
katakanlah kepadanya: kalimat cinta
takkan pernah selesai, seperti doa
yang dilantunkan para sufi.
BumiAllah, 08 oct 2005
October 06, 2005
02
dari magrib ke magrib
dari magrib ke magrib
kutegakan alif hingga langit pecah
pada almanak, kueja lagi syahadat yang berkarat
sampai usia mengabur dalam kanvas
aku rebah dalam musim yang ungu
di mana kau hanya deringan lirih
melantunkan sajak tanpa jejak
di hutan,
tahun hanya hantu yang menjelma guguran daun.
BumiAllah, 06 oct 2005
dari magrib ke magrib
dari magrib ke magrib
kutegakan alif hingga langit pecah
pada almanak, kueja lagi syahadat yang berkarat
sampai usia mengabur dalam kanvas
aku rebah dalam musim yang ungu
di mana kau hanya deringan lirih
melantunkan sajak tanpa jejak
di hutan,
tahun hanya hantu yang menjelma guguran daun.
BumiAllah, 06 oct 2005
October 05, 2005
01
pada lembayung sepi kueja mega yang berarak
-sebuah kado pernikahan
kesepian yang lebih memilih malam, telah menggenapkan
aroma kesakitan. tapi di tubuh sunyi itu, kau menemukan
makna lain dari perpisahan
luka yang karib memanggilmu kerabat
mengantarkan langkah pada satu
dari sekian makan pertemuan yang lain
gemuruh itu: kabar yang mengikatkan lagi makna hidup
ketika sebuah upacara adalah doa panjang
yang mengantarkan syahadat pada rumah bernama cinta
"hidup adalah jalan panjang untuk menemukan
dan ditemukan," lirih ucapmu pada lembayung
saat mega berarak menuju senja.
BumiAllah, 05 oct 2005
pada lembayung sepi kueja mega yang berarak
-sebuah kado pernikahan
kesepian yang lebih memilih malam, telah menggenapkan
aroma kesakitan. tapi di tubuh sunyi itu, kau menemukan
makna lain dari perpisahan
luka yang karib memanggilmu kerabat
mengantarkan langkah pada satu
dari sekian makan pertemuan yang lain
gemuruh itu: kabar yang mengikatkan lagi makna hidup
ketika sebuah upacara adalah doa panjang
yang mengantarkan syahadat pada rumah bernama cinta
"hidup adalah jalan panjang untuk menemukan
dan ditemukan," lirih ucapmu pada lembayung
saat mega berarak menuju senja.
BumiAllah, 05 oct 2005
October 04, 2005
malam menjelang ramadhan
adakah yang lebih berbahagia selain malam menjelang ramadhan? saat semuanya tibatiba terasa sangat sendu dan membuat terharu. ketika waktu sahur adalah saat yang dinanti-nanti. dan malam yang dipenuhi doa adalah malam paling panjang yang membahagiakan. aghh...
ramadhan..
adakah yang lebih cantik di dunia ini selain kamu?
tak akan pernah ada.
adakah yang lebih berbahagia selain malam menjelang ramadhan? saat semuanya tibatiba terasa sangat sendu dan membuat terharu. ketika waktu sahur adalah saat yang dinanti-nanti. dan malam yang dipenuhi doa adalah malam paling panjang yang membahagiakan. aghh...
ramadhan..
adakah yang lebih cantik di dunia ini selain kamu?
tak akan pernah ada.
Subscribe to:
Posts (Atom)