November 12, 2004

29

dua hari menjelang lebaran,
sunyi makin mencekam
dan langit kembali sangar.

BumiAllah, 12 november 2004

November 11, 2004

28

semakin kuselami lukamu
aku semakin mabuk
tapi tentu saja
ini bukan menyerah atau kalah
sebab aku tengah mengasah pisau,
membunuhmu!

November 10, 2004

27

kini,
dua puluh empat tahun genap usiamu

selamat!
aku tak punya hadiah atau bingkisan
aku hanya memiliki luka
untuk buka puasa

terimalah,
aku akan bahagia
jika kau mau menghirup aromanya.

BumiAllah, 10 november 2004

November 09, 2004

26

kau mungkin akan terkejut,
kenapa akhir-akhir ini puisiku begitu lusuh, kucel dan compang-camping. jujur saja, sesungguhnya aku lelah memuja kecantikan dari sebuah puisi. aku menginginkan puisi yang buruk rupa, dibenci dan diludahi. aku ingin semua orang menertawakan puisi yang telah aku tulis dengan susah payah, dengan keringat dan peluh yang bercucuran. aku ingin semua berkata:

"aku adalah penyair gagal yang terlanjur menghancurkan diri
dalam kubangan kata-kata!"


dan orang berhak membunuhku kapan saja.

November 08, 2004

25

jika kau malam,
mungkin aku adalah iblis
yang menyurup dalam tubuh
pelacur

November 07, 2004

24

musim berganti
hujan itu pun tumbuh juga di matamu

BumiAllah, 07 november 2004

November 06, 2004

23

kembali kita pada satu titik
bertemu untuk saling melukai
kembali kita pada satu titik
berpagut untuk saling mengutuk
kembali kita pada satu titik
bercumbu untuk saling membunuh
kembali kita pada satu titik
memuja untuk saling menyiksa

BumiAllah, 06 november 2004

November 05, 2004

22

senja belum juga tiba, tuhan!
tapi aku merasa dunia telah berakhir
dan langit terbakar.

BumiAllah, 05 november 2004

November 03, 2004

20

cukup sudah kita saling melukai
apalagi hanya soal hujan
yang tak kunjung datang

cukup sudah kita saling memaki
apalagi hanya tentang air
yang kian mengeruh

cukup sudah kita saling mendendam
untuk bumi yang terbakar!

BumiAllah, 03 november 2004

November 02, 2004

19

terima kasih atas jeda panjang yang kau bangun
diantara kalimatkalimat tanpa titik. menyempurnakan
harapan tak berawal. mungkin kita tak perlu lagi
kata untuk saling membunuh. sebab tajam matamu
telah menjelma belati, menikam jantungku bertubitubi

ini untuk mentari yang terbit di timur batinmu
kukecup kesendirian dari bibirmu yang setia
melantunkan luka. kuakrabi sunyi dalam setiap inci
tubuhmu. aku menggaligali sepi dari kedalaman jiwamu

pertemuan kita adalah jabat paling erat
perjamuan duka yang semakin merah
menuntaskan tanya tanpa sebab

ini untukmu,
lakilaki sakit yang kucintai.

BumiAllah, 02 november 2004.

November 01, 2004

18

dua tahun telah lewat
kalender bergerak lebih cepat
hari ini mungkin daur ulang hari kemarin,
ada banyak peristiwa berlalu
bersama tuanya waktu

demikian dengan kau dan aku
kita pernah bertukar kata
menyimpannya dalam lubuk paling ceruk
membiarkannya tumbuh menjadi tunastunas rindu
memekarkan kuntumkuntum cinta
meski tak sempat kita petik

tapi itu dulu
dua tahun yang lalu
sebab nyatanya kita tak pernah nyata
akhirnya hanya jabat erat
terlahir menuntaskan segala duka

dua tahun telah lewat
setelah kutemukan kata itu membusuk
bersama impian dan harapan.

BumiAllah, 01 november 2004