30
selesai!
November 13, 2004
November 12, 2004
November 11, 2004
November 10, 2004
27
kini,
dua puluh empat tahun genap usiamu
selamat!
aku tak punya hadiah atau bingkisan
aku hanya memiliki luka
untuk buka puasa
terimalah,
aku akan bahagia
jika kau mau menghirup aromanya.
BumiAllah, 10 november 2004
kini,
dua puluh empat tahun genap usiamu
selamat!
aku tak punya hadiah atau bingkisan
aku hanya memiliki luka
untuk buka puasa
terimalah,
aku akan bahagia
jika kau mau menghirup aromanya.
BumiAllah, 10 november 2004
November 09, 2004
26
kau mungkin akan terkejut,
kenapa akhir-akhir ini puisiku begitu lusuh, kucel dan compang-camping. jujur saja, sesungguhnya aku lelah memuja kecantikan dari sebuah puisi. aku menginginkan puisi yang buruk rupa, dibenci dan diludahi. aku ingin semua orang menertawakan puisi yang telah aku tulis dengan susah payah, dengan keringat dan peluh yang bercucuran. aku ingin semua berkata:
"aku adalah penyair gagal yang terlanjur menghancurkan diri
dalam kubangan kata-kata!"
dan orang berhak membunuhku kapan saja.
kau mungkin akan terkejut,
kenapa akhir-akhir ini puisiku begitu lusuh, kucel dan compang-camping. jujur saja, sesungguhnya aku lelah memuja kecantikan dari sebuah puisi. aku menginginkan puisi yang buruk rupa, dibenci dan diludahi. aku ingin semua orang menertawakan puisi yang telah aku tulis dengan susah payah, dengan keringat dan peluh yang bercucuran. aku ingin semua berkata:
"aku adalah penyair gagal yang terlanjur menghancurkan diri
dalam kubangan kata-kata!"
dan orang berhak membunuhku kapan saja.
November 06, 2004
November 05, 2004
November 03, 2004
November 02, 2004
19
terima kasih atas jeda panjang yang kau bangun
diantara kalimatkalimat tanpa titik. menyempurnakan
harapan tak berawal. mungkin kita tak perlu lagi
kata untuk saling membunuh. sebab tajam matamu
telah menjelma belati, menikam jantungku bertubitubi
ini untuk mentari yang terbit di timur batinmu
kukecup kesendirian dari bibirmu yang setia
melantunkan luka. kuakrabi sunyi dalam setiap inci
tubuhmu. aku menggaligali sepi dari kedalaman jiwamu
pertemuan kita adalah jabat paling erat
perjamuan duka yang semakin merah
menuntaskan tanya tanpa sebab
ini untukmu,
lakilaki sakit yang kucintai.
BumiAllah, 02 november 2004.
terima kasih atas jeda panjang yang kau bangun
diantara kalimatkalimat tanpa titik. menyempurnakan
harapan tak berawal. mungkin kita tak perlu lagi
kata untuk saling membunuh. sebab tajam matamu
telah menjelma belati, menikam jantungku bertubitubi
ini untuk mentari yang terbit di timur batinmu
kukecup kesendirian dari bibirmu yang setia
melantunkan luka. kuakrabi sunyi dalam setiap inci
tubuhmu. aku menggaligali sepi dari kedalaman jiwamu
pertemuan kita adalah jabat paling erat
perjamuan duka yang semakin merah
menuntaskan tanya tanpa sebab
ini untukmu,
lakilaki sakit yang kucintai.
BumiAllah, 02 november 2004.
November 01, 2004
18
dua tahun telah lewat
kalender bergerak lebih cepat
hari ini mungkin daur ulang hari kemarin,
ada banyak peristiwa berlalu
bersama tuanya waktu
demikian dengan kau dan aku
kita pernah bertukar kata
menyimpannya dalam lubuk paling ceruk
membiarkannya tumbuh menjadi tunastunas rindu
memekarkan kuntumkuntum cinta
meski tak sempat kita petik
tapi itu dulu
dua tahun yang lalu
sebab nyatanya kita tak pernah nyata
akhirnya hanya jabat erat
terlahir menuntaskan segala duka
dua tahun telah lewat
setelah kutemukan kata itu membusuk
bersama impian dan harapan.
BumiAllah, 01 november 2004
dua tahun telah lewat
kalender bergerak lebih cepat
hari ini mungkin daur ulang hari kemarin,
ada banyak peristiwa berlalu
bersama tuanya waktu
demikian dengan kau dan aku
kita pernah bertukar kata
menyimpannya dalam lubuk paling ceruk
membiarkannya tumbuh menjadi tunastunas rindu
memekarkan kuntumkuntum cinta
meski tak sempat kita petik
tapi itu dulu
dua tahun yang lalu
sebab nyatanya kita tak pernah nyata
akhirnya hanya jabat erat
terlahir menuntaskan segala duka
dua tahun telah lewat
setelah kutemukan kata itu membusuk
bersama impian dan harapan.
BumiAllah, 01 november 2004
Subscribe to:
Posts (Atom)