hari keenambelas mendaki tebing ramadhan
mencintai perjalanan adalah berhatihati pada tikungan dan keterjalan tebing. mengokohkan langkah demi langkah, sedang tongkat ditangan kanan adalah rindu ibu yang menuntun dalam kegelapan
dan senja menjadi abadi ketika badai menghentikan langkah semutku. hingga tak ada lagi percakapan yang dibangun atas nama cinta dan airmata. pun geliat hurufmu yang selalu kubaca sebagai kesetiaan matahari, kini menjelma hujan batu
: memburu tubuh ringkihku
aku kehilangan gairah atas nama malam yang bergerak ke pedalaman sepi. seperti hilangnya tongkat pada pendakian lereng kecemasan malam ini
ayat demi ayat mengalun dari keresahan seorang hamba. memantulkan kedamaian yang purba dari lanskap yang tak lagi dikenali. maka atas namamu, tenda istirah kembali dipancangkan, hingga badai berlalu dari gelegak hati yang rindu akan tebingmu.
BumiAllah, 21 Nopember 2002
No comments:
Post a Comment