October 20, 2006

27

pamit dari kostan teman pagi sekali. tak jelas tujuan. akhirnya memutuskan singgah di sebuah warnet. sebuah email muncul di inbox. seseorang mengirimnya kemarin.

jujur saja, aku masih juga bergetar saat membaca emailmu. getaran yang sama, saat dulu, seringkali aku membaca email-email darimu. getaran yang tidak juga hilang meski berbulan-bulan yang lalu kamu memutuskan untuk pergi. cukup satu yang membedakannya antara sekarang dan masa lalu, ada rasa sakit yang mengiris-ngiris hati saat aku membaca emailmu sekarang. dan konyolnya, aku menangis.

kamu bertanya kabar, aku tak tahu harus membalas apa. bukankah hal-hal seperti itu seringkali hanyalah basa-basi? kata baik, tidaklah cukup mewakili aku saat ini. ada banyak hal yang berubah. semuanya sangat kacau. banyak hal yang membuatku merasa bahwa hidup sudah selesai dan tak perlu dilanjutkan. bunuh diri terkadang terlintas dalam pikiran. tapi sebuah ruang yang nyaman untuk itu belum juga aku temukan. sebab kalaupun aku mati, aku ingin di tempat yang cukup layak, yang nyaman untuk menjadi tempat terakhir hidupku.

tentu saja, aku akan mengatakan baik-baik saja kepadamu. bukankah tak ada jawaban selain itu? aku akan berkata bahwa aku sudah merasa nyaman dengan hidupku yang sekarang. sudah bisa menerima kepergianmu dengan hati lapang walau sedikit kecewa. aku akan berkata bahwa aku bahagia melihatmu bahagia.

membalas email. keluar dari warnet. masih juga tak tahu mau ke mana.

UPDATE

sehabis magrib berangkat menuju jalan dago. niatnya menghadiri acara launching Jan Cornall Singing Srengenge.

ternyata saya salah tempat. saya seharusnya tidak datang. acara ini hanya ditujukan bagi seniman yang berkocek tebal. sebuah tempat yang terlalu mewah bagi saya yang terbiasa hidup miskin. daftar menu yang memampang harga selangit itu saya abaikan. sampai akhirnya saya terpaksa memesan sebuah jus mangga dengan harga 11.550 rupiah. satu kali dalam hidup saya, saya merasakan bagaimana rasanya membeli sebuah image. rasa jusnya lebih enak di tempat biasa saya membeli jus dengan harga 3000perak.

begitulah saya menghabiskan malam ini. alunan jazz itu menjadi sangat samar di telinga saya. saya tak lagi benar-benar bisa menikmati semuanya. saya merasa sangat asing. saya lega ketika bisa meninggalkan tempat itu, meski acara belum selesai.

Jan, maafkan saya. bukan suaramu itu yang membuat saya tak nyaman. tapi tatapan mata pelayan-pelayan itu yang membuat saya menjadi tak nyaman lagi mendengar lantunan suara jazzmu.

27 Ramadhan 1427 H

No comments:

Post a Comment