22
kita bergegas memasuki pintu lantas menguncinya rapat
tak ada yang bisa menghindar dari kelam yang kian mampat
tapi dengan berdiam di dalam ruang
kita berharap dingin takkan berhasil menyentuh tubuh
meski sunyi akan tetap berhasil mengintip dari balik bilik
kau memasuki kamar tempat segalanya biasa tumpah
bergelasgelas kopi dengan puntung rokok dalam asbak
dan catatancatatan belum selesai yang berserakan
aku masih juga mencoba mengusir sunyi dengan teh yang diseduh airmata
membiarkan nyamuk berpusing di antara daun telinga
tapi malam, alangkah sombongnya ia
menelanjangi setiap diri dengan sepi yang mengunci
22 Ramadhan 1427 H
No comments:
Post a Comment