October 30, 2005

26
untuk lakilaki
yang di tubuhnya sunyi makin meradang

lelaki,
malam seperti juga seorang perempuan
menyendiri dan sepi

bertahuntahun jejak yang kau cari
tak pernah menemukan muara

kau, seperti petualang lain juga
mencari jawaban dalam lautan pertanyaan

lelaki,
di tubuh malam, hasratmu pecah
meledakkan anganangan tanpa akhiran
di tubuh malam, usiamu menjelma angin
menghembus dari pesisir ke daratan

sunyi,
hanya sunyi yang mampu mengeja lelahmu
ketika jawaban tak pernah ditemukan
ketika pertanyaan makin mendidih
melepuhkan peluh di seluruh tubuh

ya, hanya sunyi yang kau cari
sebagai jawaban dari hidup yang makin riuh

lelaki,
sunyi makin meradang dalam dadamu.

Bandung, 30 Oktober 2005

2 comments:

  1. Anonymous11:28 PM

    dari sepi aku datang, menuju sunyi aku pulang

    ReplyDelete
  2. Anonymous11:56 PM

    lelaki yang merasa sepi itu
    kini memuntahkan asa untuk berkata
    tentang kerinduannya kepada sang maya
    bahwa kesendirian telah membalut jiwa

    datang menjemput hati
    agar kuasa merebahkan tubuh, menatap cinta
    berselancar di sekian kebisingan sunyi
    atas peluh bergaris di desah nafas

    keheningan adalah gelombang air
    yang melintasi lautan kemanusiaan
    untuk membaca, bahwa ada ayat yang telah disabdakan

    kesejatian menjadi barang dagangan air mata
    merajut permadani yang telah ditorehkan
    agar menjadi doa-doa yang menyangga langit

    dunia terus mendengus
    laksana awan mencumbu mega-mega

    ReplyDelete